BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang
yang menilai bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki
ilmu pengetahuan yang kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai
penghasilan yang banyak, atau bahkan ereka cenderung malas untuk
bekerja.
Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan
oleh pemerintah terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Banyak orang yang terus menerus menggali ilmu utuk dapat
menciptakan sesuatu yang baru dan mempermudah pekerjaan individu atau
kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki dampak negatif bagi kalangan
masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan perekonomian yang tidak
merata.
B. Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah kali ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah softskill Ilmu Sosial Dasar tentang Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Masyarakat, memberikan informasi dan menjelaskan
pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga masyarakat.
C. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ?
Apa yang dimaksud dengan teknologi ?
Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?
Apa kaitan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Ilmu Pengetahuan
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu.
Jika dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Secara umum, Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek)
yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.
Jadi ilmu pengetahuan adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang
ingin mencapai suatu tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan,
manusia tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya.
Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk
melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya
dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil
dari berbagai sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik
sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci.
Syarat-syarat ilmu pengetahuan
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek
peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur
dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam
ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
2. 2 Teknologi
Pengertian Teknologi berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La
Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan
dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”.
Teknologi dalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang,
benda-benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk
memudahkan dan menggampangkan realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal
mana juga memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni
(Yunani : “techne“) manusia selaku homo technicus. Dari sini muncullah
istilah “teknologi”, yang berarti ilmu yang mempelajari tentang “techne”
manusia. Tetapi pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi
saja dari kandungan kata “teknologi”. Teknologi sebenarnya lebih dari
sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia selaku homo
technicus atau homo faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem
atau struktur dalam eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan
lagi sekedar sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam
kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan telah menjadi suatu
“daya pencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada
gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia
yang lain.
Teknologi merupakan “aplikasi ilmu” dan engineering untuk mengembangkan
mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia atau
paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.
2. 3 Kemiskinan
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
“memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Penyebab Kemiskinan :
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah
sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya
per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera
atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.
2. 4 Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan
dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi,
berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi
merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung
ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan
suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika
manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan
terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat
pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat
dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional
seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap
manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik,
ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi
yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya
disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara
manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar.
Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca
maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah
dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang
pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih
layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat
merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan memulai membuka
suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
2. 5 Studi Kasus
Seorang anak dari kalangan menengah kebawah menyelesaikan study dengan
gelar ahli dalam medis (kedokteran). Semua tak lepas dari dorongan
spiritual dan material orang tua yang jerih payah untuk mewujudkan
impian sang anak. Jelas bahwa ilmu penngetahuan yang dulu pernah di
gapai semasa sekolah menghantarkan dia kini mejadi seorang yang begitu
sibuk dengan tanggungjawabnya kepada para pasiennya. Keahliannya yang
didukung dengan berbagai alat medis sangatlah berguna untuk medukung
alat dalam pekerjaannya, dari sebuah alat teknologi seperti stetoscop
dll. Saking sibuknya dia tidak peduli akan kondisi keluarganya sendiri
di rumah terutama orang tuanya yang semakin bertambah usia dan beberapa
penyakit menggerogoti orang tua itu. Dengan keterbatasan yang ada, orang
tuanya yang lebih memilih untuk meminum obat-obatan yang di warung
dengan alasan harga yang terjangkau, dan tanpa memperdulikan bahwa
anaknya adalah seorang ahli kesehatan.
Melihat dari kasus tersebut terlihat bahwa ilmu pengetahuan dan alat
teknologi belum seutuhnya dapat mengubah kemiskinan. Mungkin itu adalah
sebagian contoh sederhana yang dapat kita temui di berbagai kalangan.
Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan (culture of proverty) atau suatu
subkultur yang mempunyai struktur dan way of life yang telah menjadi
turun – temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yang membudayakan)
itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara
fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan
teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb. Obatnya tidak lain adalah
revolusi yang sama dan meluasnya.
Kemiskinan di antaranya di sebabkan oleh struktur ekonomi, maka terlebih
dahulu perlu memahami inti pokok dari suatu subjek dan objek, dan
antara subjek – subjek komponen-komponen yang merupakan bagian dan suatu
sistem. Maka permasalahan struktur yang penting dalam hal ini adalah
pola relasi. Ini mencakup masalah kondisi dan posisi komponen
(subjek-subjek) dari struktur yang bersangkutan dalam keseluruhan tata
susunan atau sistem dan fungsi dari subjek atau komponen tersebut dalam
keseluruhan fungsi dan sistem.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat erat kaitannya dengan kemiskinan.
Terutama dalam perkembangannya yang semakin pesat dari tahun ke tahun.
Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada demi
kemudahannya dalam beraktifitas, tetapi faktor penybaran perekonomian
yang tidak merata menyababkan hal-hal yang ingin dicapai tidak dapat
berjalan dengan maksimal.
3. 2 Pendapat
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat cepat dewasa ini.
Banyak sekali penemuan-penemuan baru yang telah dirilis untuk
mempermudah suatu pekerjaan. Begitu banyak orang yang terus menggali
ilmunya untuk menciptakan sesuatu. Tetapi di lain sisi masih banyak
orang bahkan tidak bisa membaca. Padahal sumber daya manusia yang dapat
membantu mereka yang kurang beruntung tersedia sudah semakin banyak.
Tetapi banyak dari mereka yang tidak peduli dan fokus terhadap dirinya
sendiri. Pemerintah juga kurang memberi kebijakan yang berarti yang baik
bagi masyarakat modern maupun masyarakat tidak modern dengan kemiskinan
yang dialaminya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab8-ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar